- NEWS

Akumandiri Hadiri Konferensi Internasional

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Assosiasi IUMKM Indonesia Akumandiri terlibat dalam acara bertaraf internasional membahas persoalan pajak, bisnis, dan investasi. Acara bertajuk ‘International Conference on Tax, Invesment and Bussines 2016’ itu diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan Universitas Mercu Buana, bekerjasama dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Konferensi internasional itu dibuka oleh Wapres RI Jusuf Kalla usai memberikan sambutan tentang acara ini.

“Acara ini sangat baik dalam memberikan informasi soal masalah perpajakan kita bahkan dengan negara-negara lain. Sehingga momen ini turut berperan dalam mewujudkan keseimbangan, karena kunci dari investasi yaitu adanya balancing,” ujar Wapres di Aula Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, (23/5/16).

Selanjutnya, Wapres mengungkapkan perlu cara yang efektif untuk mensiasati agar terjadi keseimbangan ekonomi, terutama menyangkut masalah pajak dan investasi. Apalagi pendapatan negara dari pajak masih terbilang besar bagi Indonesia.

Sebelumnya, Menkeu Bambang PS Brodjonegoro menegaskan bahwa permasalahan pajak kini bukan dihadapi oleh Indonesia saja melainkan internasional juga mengalami permasalahan ini. Terlebih soal majunya teknologi dan era informasi seperti saat ini, turut menjadi penyebab kompleksnya permasalahan tersebut.

“Masalah pajak ini terkait soal paradigm kita terhadap suatu jual beli dalam ekonomi. Dahulu kita mengenal perdagangan secara nyata, namun sekarang sudah eranya digital economy yang disertai dengan keterbukaan transaksi keuangan,” tutur Menkeu.

Lebih lajut, Bambang mengulas bahwa transsaksi dunia maya itu menyebabkan kompilasi terutama masalah pajak. Belum lagi dengan adanya berbagai isu seperti green economy yang berkaitan dengan climate change. “Karena semakin terbuka, profit shifting ini menjadi masalah global yang mengakibatkan penerimaan pajak semakin menurun,” tandasnya.

Masih kata Bambang, system keuangan dunia dengan fenomena seperti itu kian membuat banyak negara terjerat dengan utang. Apalagi seperti Indonesia yang masih mengandalkan pendapatannya dari sector pajak dan ekspor sumber daya alamnya.

“Ada kasus dalam ekspor batubara, kita yang memproduksi tetapi pajaknya masuk ke Singapura. Ini akibat adanya prinsip-prinsip Multi National Coorporate yang semakin memperkecil jarak dan biaya pajak,” pungkasnya.

Diharapkan dari acara itu, permasalahan-permasalahan soalTax Ratio dapat terpecahkan. Kemudian prinsip Automatic Exchance yang digagas oleh AS bisa menemukan titik terang dalam menganalisa problem solvingmasalah perpajakan internasional yang melibatkan banyak negara.

Sementara Assosiasi IUMKM Indonesia Akumandiri yang diwakili langsung oleh ketua umumnya, Hermawati Setyorinny memandang acara ini akan berdampak pada meningkatnya iklim wirausaha dalam negeri. Karena jika permasalahan pajak dapat diselesaikan sudah pasti iklim investasi akan berjalan secara seimbang.

Maka dari itu, Rinny biasa akrab disapa menilai sudah sepatutnya para pelaku usaha baik koperasi maupun UKM mengikuti kegiatan ini guna mendapatkan informasi terbaru soal regulasi perpajakan terkait dengan investasi dan iklim usaha.

Sedangkan dari Fintech Modalku,Direktur Kredit UKM Sigit Aryo Tejo mengharapkan sebaiknya acara seperti ini bisa dijadikan masukan untuk pemerintah dalam membantu munculnya kebijakan yang berpihak kepada umkm juga. Dari Akumandiri hadir pula dari Perwakilan Pengurus DPW Akumandiri Provinsi DKI Jakarta. (hrm/rls)